Category Archives: Sad Love Can be Fun

You Don’t Love Me Anyway

You don’t love me anyway
Seem like you planned
To not love me wholly

Love is not something to discuss
Live is not something to argue about

Love and life is a glory of cooperation
A glory of human create and recreation

You don’t love me anyway
When you don’t want to leave
That thing
A thing that bother me much

You rather like me to stay in rage
To live in wild flame

As you continue your journey
A journey you’ve started
Long before we met
A journey of the mind, the reason
As you follow the thing
That bother me much

You choose the thing, a virtual yet real
not so good
over me

When you don’t know me by me

When you read me with your only eyes

And you have chosen the way

The way to be far from me

And not knowing me

So I have to choose
to erase you
on and on with
the heart almost bleed

thank you for making me tougher
on and on
like ever before

@March, 2012

I Dont Like this

I don’t like this
I loose myself
I’m not me
Where my own happiness laid
This is a camuflage

I want me back
A free me
A lovely me

I have to be me
To become who I am

And you become you
You are, who you were
No longer with me
I’m who I’m
No longer with you

Time will tell
Now or tomorrow

I just want me back
Of who I am

@February,9,2012

I have to Leave You

Lovers I have to leave you
You and your life
You don’t need me
You’re happy
With or without me

I rather go lovers
From you and you

I live for love
Love is needs
Present, now, current
I rather go lovers

You’ll be fine
I’ll miss you
I’ll be fine

I just got to go

Where lovers go
To place for convenient souls
Merge and make flames
An extra ordinary place
Where laugh are the only sound remembered

August, 2, 2011

aku melihatmu lagi

Aku melihatmu lagi.

Dari jauh, ku berdiri di sisi pintu ruangan. Di tengah keramaian kawan, rekan. Di atas langit yang berawan.

Kau pindah ke dalam ruangan. Melewatiku tanpa kata, menatapku tanpa dapat kubaca makna.

Aku mengangkat tangan dan berkata pelan “hai”, tanpa bisa kau dengar.

Kau baca gerak bibirku. Tersenyum kecil.

Aku tetap di dekat pintu. Kau tetap bersama kawan dan rekan.

Kemudian aku berjalan ke ruangan. Menjangkau makanan diujung meja. Kulihat kau. Kau lihat aku.

Lalu kau mendekatku, bukan ke arahku. Aku lihat matamu, kita tak saling bicara tak juga basa basi.

Masalalu adalah pembicaraan, percakapan di antara kita, bukan tentang kita. Tak apa-apa semua kehendakmu. Aku takkan jemu. Itulah dirimu. Melodi dan ritme sendirimu, yang aku ikuti dengan seksama. Meski tak pernah bersama.

Keramaian kawan seperti suara-suara lalat hijau yang berterbangan di atas makanan terbuka. Betapa kuingin menghampirimu, dan mengajakmu bicara, apa saja. Tapi kupandangi saja dirimu.

Lalu seorang rekan menghampiriku tetap dalam ramainya orang bercakap. Ia menyapaku apakabar, kerjadiman sekaran. Kujawab basabasi santun itu sederhana, kerja dengan orang pintar. Ia tersenyum lalu kita larut dengan segala berita tentang kantor tempatmua yang menjadi terdepan. Betapa kuingin berhenti bicara dengannya dan menghampirimu disudut sana, di antara tokoh publik, orang terpilih.

Ingin sekali mengajakmu pergi dari keramaianmu yang sepi. Tak hendak meluluhkan jatimu yang bercitra tinggi. Tak jua membuatmu grogi. Aku hanya bisa memandangimu dari jauh. Suara rekan bicara tak mengena dikepala. Ah betapa kegagahanmu menawan hatiku. Ingin sekali kumintamu sejenak berbagi waktu, untukku, untukmu, dan sedikit kita. Tak apa jika kemudian kau lupa.

Semua jadi percuma, aku aku tak kesana, kau tak kemari.

Tapi mimpi ada disini, dihati dan dipikir. Aku pandangi kau dari jauh. Kau sesekali melihatku.

Lalu, di antara gerak-gerik aku yang terbata. Senjata media tersedia. Tombol teks dan nomor membimbingku padamu, “I wish you happy, I hope sometime you will see me again” . Meski tak pernah terbalas, sms mengantarku padamu, membawaku pergi dari sini, pergi darimu cepat.

Kau mengangkat tanganmu, mulutmu bicara, seperti memanggil namaku, tak kudengar. Aku pergi. Selamat bertemu lagi kekasih, aku ada selalu di depan.

memandang jauh

Aku datang padamu saat kau duduk di tepi jembatan, sendiri. Kubawakan kau termos berisi kopi dan kue. Kuhadirkan senyum dan cinta. Kau tak menoleh. Tatapanmu jauh ke ujung sungai. Hati tertambat padamu, turut membisu. Llau kuraba lenganmu. Kau menoleh, tatapanmu sedih sunyi. Pandanganmu kembali ke ujung sungai lalu akupun memandang kejauhan di antara air sungai dan pepohonan rimbun. Ingin kukatakan kuat-kuat, kembali!!! kembali padaku.Jangan pernah pergi dari cintamu. Tapi kata-kataku mengendap di antara otak dan nurani. Bibirku tak kuat berucap. Tenagaku seakan lenyap di antara belukar dan mobil-mobil yang lewat.

Kapankah waktuku memelukmu lagi. Kapankah waktuku mencumbumu lagi. Lalu aku tersadar waktu. Kapan tak boleh hadir. Dulu hanya kini yang menjadi. Esok adalah aku dengan segalamu yang terindah dan tersedih. Namun aku masih ingin berkata, aku ingin mendengar.

Tapi kau tetap bisu, dan aku tak berucap. Lalu ia datang padamu. Aku hanya menatap kau dan dia. Kau menoleh lagi padaku. Tak kulihat matamu, aku tetap berdiri di tepi jembatan. Ia lalu berkata akan mengajakmu pulang. Aku hanya tersenyum kecut, dalam hatiku berkata ‘ya, pulanglah kalian yang sudah punya rumah. Lalu aku memandang jauh ke ujung sungai, lama, entah sampai kapan.

9 sept, 2008, umi lasminah, jakarta

go away so close

Another moment come
Head fill with faces
Of you
and
Of someone else
don’t even know the name
a beautiful face
curly hair
humble smile
capture my mind
long time

but,
your face’s familiar, close
glasses, hair
far away, so close

words comes
filled my mind
waited to burst to you

time barrier
were you there?
were you even here?

words comes in racing
competition to win
your senses

words…
waiting
to be chosen
to send to you

cordially

e-mail,
discourse,
intimate
political intercourse,

approve
disapprove
argue,
judge

let’s just words and world
follow hope

from me
to you

 

26 june 2005

Love Poem another

Di suatu jalan  hidup kita bertemu.

Ragamu dan ragaku berhadap-hadapan, mengalirkan energi-energi dari hati.

Lalu

Suatu hari di jalan hidupmu.

Kau putuskan mengembara sendiri tanpaku.

Aku ke jalan arah kiri, pemberontakan,

kau ke kanan arah keamanan.

 

Lalu aku kehilanganmu. Kesepian dan dahaga tawamu yang renyah.

Tawa dan gigi indahmu, jua mata yang mempesona

tak hiasi lagi, soreku

Hari-hari sekejap, selamanya menetap.

 

Kau malaikatku satu bulan. Di bulan perempuan.

 

Lalu…

 

Sepuluh hari terpaku rasa sakit,

menghujam tajam ke tulang sungsum.

tak mampu gerak sel otak

kerja tak produktif,

jua hati merana, paling terasa,

tak sanggup bicara indah,

rencana aksi kreatif.

Ah kau pergi, menghilang begitu saja.

 

menetap dalam kenangan,

manis

 

Aku,

di sini,

sepuluh hari lebih lima belas hari dan delapan jam.

 

teruskan jalan hidup.

jalan-jalan, lewati ruang baru,

berpapasan

orang-orang baru ,

sama sekali baru

berbeda darimu, unik.

 

Bukankah tak seorang pun sama di muka bumi?

 

Orang-orang baru…

menetap di hatiku,

singgah di hati

mampir di otakku.

 

Hari ini,

Aku berjalan lagi

Menapaki hidup, menggeluti malam

 

Bersama musik

Bersama film

Dan keramaian seni

Yang absurd

4 juni 2005

You came when you gone

And then you came again when you were gone
In indefinite time and uncertain moment
But tears in my heart come rushing
Though my eyes only glow

You’ve bought my heart for an auction
so long,
And I left my heart empty

You have torn me without any reason
Is it your leaving make me lost,
Or it’s just me lost love, out of sight of love

The Sound of Pain

the SOUND of PAIN

 

I

never heard the pain but yours

never knew silence can hurt you but from you

never prepare the heartache out of love

never suspect ungrateful out of kind

never knew friend can betray

never person can be so cruel

 

ah you touch me with your agony

and the seed of sorrow grow in me

why on earth while i was need your love the most

you left

you fly by

 

how would i know you would devastated my life,hope,loveand dream

you,you, the one and only person

the last person on earth i think would did me harm

but you, it’s you only you who stabbed me twice

with the sharp sword of dry words in the night

without the moment of mercy and memory

 

you a child of liberal sanity and sensuality

has brought me to the longest trip of bad feeling

to unknown territory

un familiar road of wound

without any sign of cure of healing

 

only GOD knew my pain

and if only you know GOD

I wish you will ask GOD bout my pain

 

White Blood of Tears

8 years.still the wound is bleeding.white blood of tears.

here and here,not the agony but huge hurt.

you,the one,never take the blame,never ask for forgiveness.

you, the one, who ran fast to pursue heaven.

you, the one who create silence distance,

you, the one who maintain emptiness between us

you, the only one who killed me without murdering me.

<2le>