Blog Archives

Kejujuran diatas Segalanya

Bagi saya, kejujuran di atas segala, terutama jujur tentang diri sendiri, pada diri sendiri. Yang kedua jujur pada Cinta dan tentang Cinta. Bagi saya diatas semua berkah Yang Maha Kuasa, cinta adalah yang paling berarti, paling massif, paling tak ternilai, paling tak terbendung, paling bersih, paling suci. Namun dapat menjadi yang sebaliknya, ketika Cinta itu Kotor, maka bukan lagi cinta.

Cinta terejawantahkan sebagai aksi Yang Maha Kuasa atas ciptaannya, udara yang diberikan kepada seluruh manusia apapun ras-nya, latarbelakangnya, jenis kelaminnya apapun yang menjadi dan melekat pada manusia sebagai bagian manusia adalah mahluk “ada” matter.

Cinta yang paling tak ternilai, tak terhingga adalah Cinta Yang Maha Kuasa terhadap mahluk manusia. Semua yang ada pada manusia terutama sebagai mahluk raga/tubuh/matter bisa menikmani hidup dan kehidupan karena limpahan kasih yang diberikanNya dalam bentuk RASA yang hadir bersamaan RAGA.

Ketak Terhinggakan berkah Yang Maha Kuasa terhadap mahluk khususnya manusia membuat manusia sering lengah atas berkah tersebut. Manusia cenderung take it for granted (menyia-nyiakan berkah itu).

Berkah RASA adalah yang terutama membuat manusia bisa berbeda dari mahluk hewan. Hewan punya insting dan rasa, namun tak mampu membuat rasa tersebut memultifikasi/berlipat-lipat atau tersebar luas, seperti RASA pada manusia.

Sebagai berkah dari Yang Kuasa, Cinta adalah implementasi dari Kedekatan Manusia pada Yang Kuasa. Disamping cinta, Jujur adalah salah satu berkah utama manusia. Jujur adalah adanya. Jujur adalah pengakuan eksistensi Yang Maha Kuasa. Jujur adalah penyerahan diri terhadap apa yang ada, apa yang terjadi terutama di dalam diri sendiri. Mengenali Nurani sebagai cermin Yang Maha Kuasa di dalam diri sendiri adalah keharusan.

Berkah RASA manusia tak terhingga, karena tak ada satupun manusia mampu menghitung secara kuantitas jumlah Berkah Rasa atau kualitasnya pada seluruh manusia di bumi.

Kejujuran tentang apa yang kita rasakan pada seseorang, apa yang kita harapkan bagi diri kita sendiri, pada diri sendiri oleh diri sendiri terkait atau tidak terkait dengan orang lain.

Kejujuran tidak pernah mahal, tidak pernah murah. Kejujuran adalah NURANI itu sendiri, diri sendiri. Kejujuran adalah bagaimana kita mengenali diri sendiri, keseluruhan tubuh, pikiran, perasaan. Kepekaan diri, badan, tangan, kaki. Jujur itu adalah cara berkomunikasi terhadap diri sendiri. Memahami diri sendiri, memaafkan diri sendiri, dan orang lain. Karena dalam kejujuran, segala rasa bisa terepresentasikan. @umilasminah